Sabtu, 29 Juli 2017

Otoritas Alkitab (Wahyu Proposional Alkitab)

                                            Otoritas Alkitab (Wahyu Proposional Alkitab)



    Alkitab adalah Firman Allah. Alkitab telah lengkap yang tersusun atas teks-teks kuno yang kanonik. Alkitab bukan sekedar pelengkap dari kepercayaan orang Kristen, melainkan ia adalah firman Allah yang intriksik yang olehnya berotoritas bagi iman Kristen. Otoritas Alkitab sangat penting. Firman Allah adalah firman Allah yang mempunyai kuasa dan wewenang tertinggi. Alkitab memberikan indikasi bahwa hakekat Allah dan firman-Nya tidak terpisahkan. Allah beroperasi dan mencipta dengan firman-Nya, Ia memanggil manusia untuk percaya, memberikan misi-Nya, anugerah-Nya, pemeliharaan-Nya dan semua tindakan-Nya melalui firman-Nya.
   Firman Allah berotoritas dan tidak berdiri sendiri ia menyampaikan sesuatu yang mempunyai arti. Firman Allah mengkomunikasikan pesan/berita agar manusia mengenal kehendak dan wahyu Allah, manusia harus mengenal Alkitab,mendengar menaati perintah dan petunjuknya. Alkitab tidak bisa dijadikan sebagai bahan akademis saja bukan hanya catatan atau karya tulis yang direkayasa oleh manusia melainkan Allah sendiri yang berinisiatif mengilhamkan para penulis sehingga mereka menghasilkan tulisan yang tanpa salah dan menyampaikan kehendak Allah. Alkitab jelas memaparkan bahwa Allah telah menyatakan diri dengan begitu nyata kepada umat-Nya. Kehadiran Allah melalui inkarnasi Yesus tidak bisa dipisahkan dengan firman-Nya yang merupakan ekspresi diri Allah sendiri.
    Pandangan teologia Reformasi yang menegaskan bahwa Alkitab adalah satu-satunya sumber dari segala pengetahuan manusia tentang Allah. Allah telah berinisiatif menyatakan diriNya secara khusus melalui Alkitab sehingga Alkitab menjadi satu-satunya patokan yang berotoritas bagi orang percaya. Namun demikian pandangan otoritas Alkitab berbeda dengan pandangan yang ada pada Gereja Khatolik Roma dimana otoritas manusia lebih tinggi dari pada otoritas Alkitab dan ajaran Alkitab hanya boleh dikomunikasikan oleh Paus. Hal inilah yang membuat para Reformator mengembalikan makna dari otoritas Alkitab yang sesungguhnya (Sola Scriptura). Menurut Luther, Alkitab adalah penafsir dirinya sendiri serta tidak boleh dibatasi penafsirannya oleh Paus dan konsili.
    Alkitab sangatlah penting sehingga tanpa Alkitab Allah tidak berbicara. Alkitab adalah penting dalam hubungan perjanjian antara Allah dan manusia. Apabila kita percaya bahwa Allah berkuasa maka Ia memberikan perintah. Ketika Allah yang berkuasa itu memberikan perintah maka secara implisit Firman-Nya hadir. Alkitab adalah konsitusi dari perjanjian Allah dengan manusia dalam sejarah. Namun demikian, tidak berarti manusia menyembah Alkitab. Alkitab berbeda dengan hakekat Allah meskipun keduaNya memiliki hubungan yang sangat dekat. Orang percaya menyembah pribadi Allah yang esa dan sekaligus Tritunggal serta menaati firman-Nya bukan menyembah kepada firman itu sendiri.
    Otoritas Alkitab bukanlah sebuah label yang ditempelkan begitu saja pada Alkitab. Sifat otoritas Alkitab tidak bisa dipisahkan dari otoritas Allah sendiri. Otoritas Alkitab muncul karena adanya pengalaman berpalingnya manusia kepada Allah. tetapi, otoritas Alkitab bukan merupakan suatu kondisi yang mutlak harus ada supaya manusia dapat berpaling kepada Allah. Dengan demikian ketika seseorang berpaling kepada Allah, maka ia harus tunduk kepada Alkitab yang adalah firman Allah yang berotoritas. Teks Alkitab tidak boleh diobservasi, dipelajari atau diinterpretasikan dengan cara yang sama dengan mengamati buku-buku lainnya. Penyelidikan Alkitab adalah untuk menghargai apa yang dikatakan Alkitab dan menaatinya dengan kesetiaan dan kerendahan hati karena kesadaran bahwa itu adalah firman Allah yang berotoritas.
    Penekanan otoritas Alkitab tidak meniadakan tanggung jawab orang percaya untuk meneliti isi Alkitab secara mendalam. Penelitian ini akan berguna dalam rangka mengerti teks Alkitab dengan lebih jelas. Akan tetapi penelitian ini harus berdasarkan atas pendirian a priori bahwa teks alkitab berotoritas. Menurut James Barr, pendekatan yang dilakukan oleh golongan Fundamentalis adalah pendekatan yang tidak mempunyai ketentuan atau asumsi dasar kebenaran yang pasti, sehingga apa yang dilakukan kaum Fundamentalis bertentangan secara radikal dengan Alkitab. Selain itu, Barr juga menyatakan bahwa kaum konservatif umumnya telah terobsesi dengan masalah pengarang dan tanggal penulisan kitab-kitab dalam Alkitab. Bagi Barr otoritas Alkitab tidak terletak pada diri Alkitab itu sendiri, melainkan pada peristiwa keselamatan yang membentuk tulisan-tulisan dalam Alkitab. Baginya yang penting adalah fungsi bukan otoritasnya.
Penolakan pandangan tentang otoritas Alkitab yang objektif akan memberi dampak pada pendekatan yang salah dan berakhir pada pendekatan yang mengatakan bahwa Alkitab hanya sebagai sebuah kitab buatan manusia saja. Otoritas Alkitab sudah menjadi masalah dewasa ini. Jika ada orang yang mengikuti pemikiran Barr yang menyatakan bahwa Alkitab dapat mempunyai nilai yang berbeda bagi orang lain yang berbeda. Hal ini terjadi karena ia telah mengubah urutan dari “Allah-wahyu-Alkitab-Gereja” menjadi “Allah-manusia-tradisi-Alkitab. Dalam urutan yang dibuat Barr tidak ada wahyu yang membedakan posisinya dengan kaum Injili konservatif.
    Berdasarkan penjelasan di atas kita harus memahami bahwa otoritas Alkitab tidak bisa dipisahkan dari otoritas Allah sendiri sebab Alkitab adalah firman Allah yang merupakan cara Allah mengkomunikasikan firman-Nya kepada Manusia. Untuk itu, mengharuskan ketaatan yang sama, baik itu ketaatan kepada Allah maupun ketaatan kepada firman-Nya (Alkitab), sehingga menundukan dan merendahkan diri kepada Allah dan Alkitab adalah sebuah keharusan.


MAKNA LOGO HMP PAK UNIVERSITAS PELITA HARAPAN




 

                                                                       
Makna dari Logo HMP Pendidikan Agama Kristen Adalah:
A.    3 orang Bersama-sama yang mengangkat salib serta membentuk rumah merepresentasikan adanya kerjasama yang solid pada keluarga besar Pendidikan Agama Kristen untuk bersatu hati dalam menjalankan Panggilan Allah Tritunggal dan meresponi karya keselamatan dengan iman yang benar berdasarkan pada salib Kristus
B.      5 bulatan berbagai warna di sekeliling sosok orang dan Salib merepresentasikan buah karakter dari poin 1, yaitu:
·         Hijau: pendidik yang mengajar dengan dan mengajarkan damai sejahtera dari Allah.
·         Merah: pendidik yang energik dan antusias dalam mengajar.
·         Biru tua: pendidik yang berintegritas dan dapat dipercaya.
·         Biru muda: pendidik yang setia dan bertanggung jawab terhadap tugas pelayanan yang diberikan Allah.
·         Kuning: pendidik yang dipenuhi sukacita dan kreativitas dalam pengajarannya
C.     Sabit seperti kilatan cahaya (Inggris: radiance) menggambarkan karakter pada poin 2 yang menjadi terang bagi sekitarnya. Model kilatan cahaya tersebut disesuaikan juga dengan pola pada logo BEM UPH, menandakan keberadaan HMP di bawah naungan BEM UPH.



Tanda Gereja yang Sejati.

3 Tanda Gereja yang sejati Oleh Nelis Daka Menurut Calvin, seorang reformator mengatakan bahwa di luar gereja tidak ada keselamatan. Menurut...