Selasa, 29 Oktober 2019

Pengantar Kitab Yunus

   


Pengantar Kitab Yunus


Yunus adalah salah satu tokoh Alkitab yang sangat terkenal, terutama cerita tentang dirinya di perut ikan selama tiga hai tiga malam karena dia lari dari perintah Tuhan.  Kitab nubuatan Yunus ini berbeda dengan kitab nubuatan yang lain karena menceritakan tentang biografi dari Yunus sendiri dan tidak terlalu mencerminkan khotbah yang dikhotbahkannya. Yunus digambarkan sebagai orang yang nasionalis, pro-Israel namun anti daerah asing misalnya Asyur. Secara implisit Yunus adalah seorang nabi yang berdedikasi, disiplin, berkemauan kuat, keras kepala. Namun, ia juga seseorang yang men coba untuk melawan kehendak Allah.
Penulis dari kitab Yunus sendiri belum diketahui, namun narator dari kitab ini adalah narator tunggal yang hidup setelah tahun 612, yaitu setelah Niniwe jatuh ke Babel dan telah hancur. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan kata “menjadi” dalam bentuk yang lampau yang menggambarkan kota Niniwe dalam 3:3. Pertanyaan yang dapat diajukan adalah mungkinkah penulis dari kitab Yunus ini adalah Yunus sendiri? Sebenarnya bisa saja penulis kitab Yunus adalah Yunus sendiri, tetapi hal itu bisa terjadi jikalau Yunus telah benar-benar bertobat dan dengan rendah hati mengkarakterisasi dirinya sendiri dan bahkan seperti mempermalukan dirinya sendiri. Kitab Yunus ini juga dapat dituliskan oleh pihak ketiga karena kitab Yunus ini dengan konsisten mengkritik sikap hidup Yunus dan membeberkan kemunafikan, ketidakkonsistenan dari Yunus sendiri dan tidak mungkin seorang narator mencela dirinya sendiri.
Kemungkinan kitab ini ditulis sekitar 750-250 SM. Sebagian besar dari ungkapan yang dianggap asli dalam kitab ini adalah bahasa Aram Imperial (dan arena itu ketika ditemukan di Perjanjian Lama, bukti tanggal kemungkinan dari tahun 587 SM). Kitab Yunus sangatlah berbeda dengan kitab-kitab nabi lainnya, sehingga alasan penempatannya di kanon nubuatan nabi ke-15 memunculkan banyak perdebatan. Beberapa ilmuan telah mengajukan agar kitab Yunus ditempatkan sebagai midrash pada satu nabi lainnya karena kitab ini memiliki keserupaan dengan kisah Elisa dan Elia.
Pesan yang ingin disampaikan dari kitab ini bukan hanya mengajarkan kita untuk tidak seperti Yunus, lebih dari itu kitab ini menekankan kepada pembaca pada karakter dan kekuatan Tuhan serta mengajak pembaca secara implisit untuk berpikir seperti apa Tuhan itu. Selain itu, kitab ini mengajarkan kepada pembaca tentang pengampunan, dan kunci pesan yang ingin disampaikan dalam kitab ini adalah pertanyaan ganda di 4:4 dan 4:9 “Apa gunanya Anda marah?” dan tidak dapat dipungkiri bahwa setiap kita memiliki “Yunus” di dalam diri kita, sehingga sangat penting bagi kita merenungkan pertanyaan ini. 


Penulis:

Nelis Daka
Trinanda Adelvina Samben
Yohannes Yogi Ferdi



Tanda Gereja yang Sejati.

3 Tanda Gereja yang sejati Oleh Nelis Daka Menurut Calvin, seorang reformator mengatakan bahwa di luar gereja tidak ada keselamatan. Menurut...