Selasa, 11 September 2018

Manusia dan Akal Budinya


Manusia dan Akal Budi
Oleh Nelis Daka

A.  Pendahuluan
Manusia adalah makhluk yang unik dari segala makhluk yang diciptakan Tuhan. Manusia diciptakan berbeda dari makhluk yang lainnya. Hanya manusia yang memiliki akal budi. Akal budilah yang menjadikan manusia unik dari segala ciptaan. Keunikan inilah yang membedakan manusia dengan ciptaan lainnya. Dengan akal budi yang dimiliki manusia, manusia memiliki pertimbangan moral dari setiap keputusan yang diambilnya.
Akal budi manusia mengalami perkembangan seiring dengan pertumbuhannya. Semakin ia dewasa, akal budi manusia semakin lebih baik. sejak manusia jatuh dalam dosa, akal budi manusia sudah tercemar dalam dosa. Kecenderungan akal budi manusia memutuskan untuk bertindak, berpikir untuk melakukan dosa. Pembaharuan akal budi harus diperlukan untuk hidup lebih baik lagi.
 Melalui esay ini penulis akan membahas topik mengenai manusia dan perkembangan akal budi. Topik ini penulis akan membahas mengenai penciptaan manusia, definisi akal budi dan perkembangannya serta tujuan Allah memberikan akal budi kepada manusia. Melalui dari pendukung topik di atas penulis berharap agar pembaca mengerti betapa pentingnya akal budi dalam keberadaan manusia di muka bumi ini.

B.  ISI
1.   Penciptaan Manusia
Manusia adalah makhluk hidup. Teori mengenai asal usul makhluk hidup berbeda-beda. Menurut teori Abiogenesis yang dikemukakan oleh  Aristoteles (384-322 SM) seorang ahli filsafat dan ilmu pengetahuan Yunani Kuno, bahwa makhluk hidup yang pertama berasal dari benda tak hidup. Teori ini dilawan oleh teori biogenesis dimana tokohnya adalah Francesco Redi (1626-1697), Lazaro Spallazani (1729-1799) dan Louis Pasteur (1822-1895). Dari hasil percobaan yang dilakukan oleh Louis Pasteur muncullah teori biogenesis yang menyatakan bahwa “omne vivum ex ovo, omne ovum ex vivo”, yang berarti setiap makhluk hidup berasal dari telur, setiap telur berasal dari makhluk hidup” (Sumarjito, 2002) h. 114-117).
Berdasarkan teori Abiogenesis dan teori Biogenesis dapat kita melihat perbedaan mengenai asal usul manusia. Dalam perspektif Kristen, manusia diciptakan langsung oleh Allah menurut gambar dan rupa Allah. Manusia diciptakan Allah serupa dengan Tuhan secara mental, spiritual, dan jasmaniah serta memiliki keunikan yaitu kemampuan rasionalnya (Knight, 2009 h. 246-247). Manusia ada dan bisa hidup karena Allah. Penciptaan manusia berbeda dari penciptaan makhluk hidup lainnya. Manusia dibentuk secara langsung oleh Allah tanpa melalui firman. Selain itu juga, manusia diberikan akal budi sehingga manusia dapat menjaga dan mengelola bumi dengan baik. Akal budi merupakan keunikan atau ciri khas yang membedakan manusia dengan ciptaan lainnya.
2.         Definisi akal budi dan Perkembangannya
Akal budi merupakan percakapan yang paling berharga oleh karena akal budi menawarkan pengetahuan dunia sekuler, selain itu menantang dogma dan juga takhayul, serta mengatur keinginan dan nafsu yang ada dalam pikiran manusia (Parekh, 2008). Akal budi adalah aspek penting dalam hidup manusia, bukan hanya dalam hal pengambilan keputusan tetapi akal budi yang sehat  juga membantu manusia menyeimbangkan setiap aspek didalam hidupnya.
Akal budi adalah pemberian Tuhan di dalam kehidupan manusia yang dengan akal budi manusia dapat berpikir sehat dan berpikir secara runut (Huijbers, 1982). Akal budi manusia  memiliki perkembangan dalam tahapan perkembangan hidupnya. Tahapan ini biasanya dimulai dari sejak kelahiran sampai remaja akhir. Seperti yang lumrah terjadi yaitu ketika bayi belajar mengenali dan berbicara. Berikut adalah tahapan perkembangan akal budi manusia menurut Peaget dalam buku Pendidikan Agama Kristen karya Thomas Groome “ tahap sensori motor (sejak lahir - 2 tahun), tahap pra-operasional (2-7 tahun), tahap operasional konkret (7-12 tahun), dan tahap operasional formal (12 - 12 tahun ke atas)” (Groome, 2010).
Kekristenan mempercayai adanya kehendak bebas dalam diri setiap manusia. Pertanyaannya adalah apakah ada hubungan antara akal budi dan kehendak bebas? Jawabannya adalah tentu saja ada, karena dalam proses kehidupan, manusia pasti akan ada masa dimana harus mengambil sebuah keputusan di antara banyak pilihan. Dalam hal ini akal budi dan kehendak bebas akan bekerja aktif dalam pengambilan keputusan yang terbaik.
3.   Tujuan Allah memberikan akal budi kepada manusia
Manusia bukanlah robot yang dikendalikan atau tanpa kehendak bebas. Kemampuan berpikir adalah pemberian Allah yang patut disyukuri dan menjadi tanggung jawab kita untuk menggunakannya dengan baik. Sebagai mahkota ciptaan, manusia sangat berbeda dari ciptaan lainnya. Allah menciptakan akal budi semata-mata untuk kepentingan kita dan untuk kemuliaan Allah. Tantangan manusia dalam mengembangkan akal budinya adalah saat mereka mengetahui perbedaan di antara sesamanya, terutama bagi orang Kristen tantangannya ketika mereka diperhadapkan oleh iman mereka dengan pemikiran modern (Jr, 2003).
Dalam Roma 12: 2 dikatakan bahwa “janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna”. Dalam Matius 22:37 dikatakan bahwa “Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu” (Matius 22:37). Dari kedua ayat kita melihat betapa pentingnya akal budi. Dengan akal budi yang baik kita bisa mengerti kehendak Allah, apa yang baik, berkenan dan sempurna. Selain itu, akal budi merupakan sarana untuk mengasihi Allah.
Pengetahuan atau akal budi manusia sangat terbatas. Apa yang ditemukan manusia hanyalah refleksi yang samar-samar dan dangkal tentang penciptaan Allah yang kaya tanpa batas (Van Brummelen, 2008).  Hal ini terjadi akibat manusia telah jatuh dalam dosa. Manusia lebih cenderung melakukan tindakan-tindakan yang terlihat baik namun tetap dalam motivasi yang salah, hal ini diakibatkan karena akal budi manusia telah digelapkan oleh dosa (Wellem, 2004). Ini adalah fakta yang harus kita terima dengan keberadaan kita setelah kejatuhan manusia dalam dosa.
Melihat dari pemahaman di atas kita harus sadari bahwa kita tidak mampu lagi mengerti kehendak Allah. Contohnya, seorang anak kecil tanpa diajari berbohong pasti akan berbohong dengan sendirinya. Oleh karena itu, dalam konteks pendidikan para guru harus paham akan hal ini. Para murid sudah jatuh dalam dosa dan cenderungannya adalah melakukan tindakan yang tidak benar di hadapan Allah.

C.  Kesimpulan
Manusia adalah ciptaan Allah yang sangat unik. Keunikan manusia ditandai dengan adanya akal budi. Akal budi manusia mengalami perkembangan yang tidak terlepas dari tanggung jawab. Dengan adanya akal budi dalam diri manusia, Allah memberikan mandat untuk beranak cucu dan menguasai bumi (Kej. 1:28). Untuk menjalankan ini, kita perlu belajar akan ciptaan Tuhan dan mencari apa yang tersembunyi dalam ciptaan Allah. Dengan melakukan ini, kita belajar akan keagungan Tuhan dan menumbuhkan kemampuan kita untuk memuji dan memuliakan Allah.
Seluruh pengetahuan, ilmu, sains, matematika, seni, filsafat,  kedokteran dan sebagainya adalah semata-mata pengkategorian yang dilakukan oleh manusia. Karena itu, seluruh pendidikan untuk orang-orang Kristen haruslah berpusat pada Allah karena hal itu akan menyingkapkan keagungan ciptaan Allah. Ratu dari pendidikan ilmu pengetahuan haruslah Teologi Alkitabiah. Kita harus tahu bahwa sumber utama pengetahuan adalah dari Tuhan (Amsal 1:7). Oleh karena itu, dengan adanya akal budi seharusnya menolong manusia untuk memahami identitasnya sebagai gambar dan rupa Allah, dimana Allah sendirilah yang membentuk manusia, memberikan akal budi serta nafas kehidupan untuk memuliakan Dia disepanjang hidup manusia.
Refrensi
Groome, T. H. (2010). Christian Religious Education. Jakarta: Gunung Mulia
Huijbers, D.T. (1982). Filsafat hukum dalam lintas sejarah. Yogyakarta: Kanisius
Jr, G.E. (2003). Dengan Segenap Akal Budi. Jakarta: Gunung Mulia
Knight, G.R. (2009). Filsafat dan Pendidikan: Sebuah Pendahuluan dari Perspektif Kristen. Jakarta: Universitas Pelita Harapan.
Parekh, B. (2008). Rethinking Multiculturalism. Yogyakarta: Kanisius
Sumarjito. (2002). Panduan Belajar Kelas 12 SMA IPA. Yogyakarta: Primagama
Van Brummelen, H. (2008). Batu Loncatan Kurikulum. Jakarta: Universitas Pelita Harapan
Wellem, F. (2004). Injil dan Marapu. Jakarta: Gunung Mulia.


Tanda Gereja yang Sejati.

3 Tanda Gereja yang sejati Oleh Nelis Daka Menurut Calvin, seorang reformator mengatakan bahwa di luar gereja tidak ada keselamatan. Menurut...