Guru Menurut Pandangan Iman Kristen
Oleh
Nelis Daka (00000018061)
S00000018061@student.uph.edu
Guru dalam perspektif iman Kristen harus dipisahkan dari profesi. Guru dalam pandangan iman Kristen lebih pada bentuk pelayanan. Alasannya karena guru merupakan tugas yang sulit. Berdasarkan Yabokus 3:1 ditekankan bahwa jangan banyak di antaramu yang mau menjadi guru. Hal ini bukan karena soal mau atau tidaknya tetapi soal panggilan. Jika kita diberikan panggilan untuk mengajar, mendidik dan menyatakan kebenaran dalam bentuk pengajaran tidak ada masalah dalam teks ini. Inilah alasan jangan sembarangan menjadi guru. Guru menyatakan kebenaran dan setiap kebenaran pasti berasal dari Allah. Jika bukan kebenaran , maka teks ini benar yaitu akan menjadi dosa karena lidah.
Siapa Guru itu?
Yang perlu kita garis bawahi adalah bahwa semua manusia sudah berdosa. Akan tetapi bagi mereka yang sudah ada di dalam Kristus (sudah percaya) harus menyadari siapa diri mereka. Mereka sudah ditebus. Oleh karena itu, harus kerjakan keselamatan bukan kerjakan/ melakukan pelayanan atau tugas untuk diselamatkan. Dengan demikian, siapakah guru itu sebenarnya?.
Dr Geoff Beech dan Dr. Elizabeth Beech (2019) mengatakan bahwa guru adalah wakil Allah. Ini merupakan identitas yang sangat sulit. Sebagai wakil berarti melakukan setiap hal yang diperintahkan oleh yang diwakilkan. Jika kita tidak menyampaikan pesan atau hal-hal penting yang ingin disampaikan oleh yang kita wakilkan pada dasarnya kita bukan wakil. Menjadi wakil Allah dalam kelas dalam hal ini berarti seorang guru harus menyampaikan pesan dan maksdu Allah bagi anak didik.
Jannnes Eduard Sirait (2016) berpendapat bahwa seorang guru itu harus yang sudah lahir baru. Hal ini berkaitan dengan status guru itu. Guru adalah orang berdosa yang sudah dilahirbarukan oleh Roh Kudus. Lahir baru akan menolong setiap guru untuk mengerti identitas mereka (sebagai wakil Allah) dan tahu apa yang harus ia ajarkan (firman Tuhan). Status yang sudah lahir baru menjadikan setiap orang menjadi wakil Allah wakil di bumi. Sebagai orang yang sudah lahir baru tentunya pemikiran tentang guru bukan soal profesi tetapi guru adalah panggil untuk memberitakan firman Tuhan kepada semua bangsa di muka bumi ini.
Eliezer Rifai (2012) mengatakan bahwa sebagai orang yang sudah lahir baru dan merupakan wakil Allah pasti bergantung pada pribadi dan kuasa Roh Kudus. Roh Kudus yang memiliki tugas untuk melahirbarukan kita juga memiliki tugas penting untuk menjadikan pelayanan kita berhasil. Sebagai guru tentunya harus bergantung pada Roh Kudus agar setiap kebenaran yang disampaikan kepada siswa bisa tersampaikan dan bisa dipahami oleh siswa. Guru bisa menegerti kebenaran dan memiliki kemapuan untuk mengajarkan kebenaran itu karena Roh Kudus. Kasih adalah karakteristik utama yang harus dimiliki oleh seorang guru Kristen.
Tugas Guru dalam Pendidikan
Dalam Matius 28 merupakan salah satu dasar untuk pendidikan yaitu pergilah jadikan semua bangsa muridkan. Salah satu cara untuk menjadikan semua bangsa murid Tuhan adalah melalui ajarlah (didiklah). semua pengajaran paru guru adalah yang sudah diajarkan Kristus kepada umatNya. Pengajaran ini hanya kita dapatkan dalam Alkitab.
Menurut Dorothy C. Bass (2019) mentakakan bahwa tugas guru adalah mengajar dan mendidik. konten ajarannya yaitu:
- Mengajarkan ajaran
Kristus,
- Kasih dan pengampunan serta
- Pengharapan
Dari penjelasan singkat diatas dapat dikatakan bahwa guru dalam pandangan iman Kristen adalah seorang yang berdosa namun sudah ditebussehingga ia menjadi wakil Allah untuk menyatakan dan mengajarkan kasih pengampunan dan pengaharapan di dalam Kristus. Menjadi guru yang berhasil tentunya hanya bergantung pada pribdai Allah ketiga yaitu Roh Kudus.
Refrensi:
Dr Geoff Beech dan Dr. Elizabeth Beech (2019). An ‘Integrality’ Model for
Teaching,” International Christian
Community of Teacher Educators Journal 14, no. 1 hal. 1–8
Dorothy C. Bass (2019). Practicing
Our Faith: A Way of Life for a Searching People
(Mineapolis: Fortress Press
Eliezer Rifai (2012). Pendidikan Kristen Dalam
Membangun Karakter Remaja Di Sekolah Menengah,” Jurnal Antusias 2, no. 2 hal. 179–93
Jannnes Eduard Sirait (2016). Pendidik Kristen Profesional,
Inspiratif Dan Menarik,” Regula Fidei
1, no. 1 hal. 33–62.