Sabtu, 30 November 2019

Ketika Semua hanya Mementingkan Diri dan Egoisme Merajalela: Sebuah Refleksi di Malam Minggu

Ketika semua hanya mementingkan diri dan egoisme merajalela: Sebuah reflkesi di malam minggu

     Manusia menikmati kedudukannya yang begitu agung dalam ciptaan yang lainnya karena manusia menyandang gambar Allah (R.C. Sproul, 2005). Sebagai gambar dan rupa Allah manusia memiliki tanggung jawab untuk menjaga, memelihara dan memberdayakan alam ciptaan Tuhan untuk kemuliaan Allah bukan untuk memuaskan diri.
    Memuaskan diri merupakan tindakan egois yang harus dihindari dalam kehidupan manusia yang adalah makhluk sosial. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial karena diciptakan oleh Allah yang berelasi dalam keTritunggalan. Sifat dari relasi ini adalah kekal. Relasi ini adalah relasi yang menyatakan kasih dalam kekekalan.
Pertanyaan yang mendasar adalah

1. Apakah saya sebagai manusia telah menjaga, memelihara dan memberdayakan alam ciptaan Tuhan dengan bertanggung jawab?

2.  Apakah selama ini tujuan utama kita masih cenderung untuk memuaskan diri sendiri?

3.  Allah kita adalah Allah yang berelasi dan relasi mereka bersifat kekal. Bagaimana dengan kita manusia yang diciptakan sebagai makhluk sosial, apakah masih tetap kita berelasi dengan orang lain untuk menyatakan kasih?

     Dengan beberapa pertanyaan di atas, semoga menolong kita untuk kembali melihat hidup kita selama ini. apakah hidup kita sudah benar-benar memuliakan Tuhan.

Refrensi
R.C. Sproul. (2005). Makna Diri. Surabya, Indonesia: Momentum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tanda Gereja yang Sejati.

3 Tanda Gereja yang sejati Oleh Nelis Daka Menurut Calvin, seorang reformator mengatakan bahwa di luar gereja tidak ada keselamatan. Menurut...